
WONOGIRI – Pemerintah Kabupaten Wonogiri menduga banyak perusahaan bus luar daerah yang melanggar trayek.
Atas kondisi itu, Pemkab segera menggelar razia dan penertiban terhadap bus yang melanggar trayek. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo mengatakan, pihaknya telah menerima masukan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengenai banyaknya bus luar Wonogiri yang melanggar trayek.
“Kami dengar ada beberapa kendaraan (bus) tidak sesuai trayek. Kami kemudian memfasilitasi pertemuan untuk klarifikasi. Perusahaan bus lokal dan luar kami undang. Ternyata diamini (dibenarkan oleh pengusaha bus yang diundang),” katanya usai menggelar pertemuan bersama Organda di Pemkab Wonogiri, Kamis kemarin.
Dia mengatakan bahwa pihaknya akan menertibkan bus-bus yang tidak sesuai trayek tersebut. Paling tidak, ada empat bus yang dilaporkan melanggar. “Bus yang melanggar trayek kami minta berhenti, dikandangkan dulu. Apalagi pelanggaran itu tidak sekali dua kali dilakukan,” jelas pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Wonogiri ini.
Menurut Joko, penertiban itu merupakan langkah awal agar semua pihak mematuhi peraturan.
“Kalau masih melanggar, kami akan bekerja sama dengan Satlantas untuk melakukan tindakan. Tidak hanya untuk bus luar, bus lokal juga, agar tidak diskriminatif,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Organda Kabupaten Wonogiri, Edi Purwanto mengungkapkan, banyak perusahaan bus luar daerah yang melanggar trayek.
“Kalau pas ramai, semua bus dikeluarkan. Bus 100 unit dijalankan semua, padahal cuma punya 30 trayek. Ada juga yang beralasan itu, cuma bus pengganti karena bus pemegang trayeknya rusak. Tapi rusak kok tiap hari?” keluhnya.
Akibatnya, pengusaha bus lokal kian terdesak. Beberapa tahun lalu masih terdapat sekitar 32 perusahaan bus lokal Wonogiri. Namun kini tinggal 22 perusahaan.
“Sumba Putra milik saya dulu memberangkatkan sembilan bus ke Sumatera sangat mudah. Tapi sekarang jalan tiga bus saja sulit karena untuk membeli solar tidak cukup,” pungkasnya.
Sumber: Jowonews.com