Asyiknya Dua Hari Blusukan Bareng Komunitas Toekangpoto di Wonogiri

oleh -19 Dilihat

Dua hari kemarin, Sabtu dan Ahad menjadi satu hari yang spesial bagi saya. Karena saya kembali pulang kampung dan bertemu dengan mbah kakung dan mbah putri, satu lagi karena saya berkesempatan blusukan hunting foto bersama komunitas Toekangpoto Jawa Tengah ke Wonogiri. Tentu ini adalah pengalaman pertama nan mengasyikkan bagi saya, karena dalam agenda huting tersebut, sekaligus saya juga bisa serap aspirasi warga kampung halaman saya.

Pantai Nampu
Pantai Nampu

Berangkat dari Semarang pada Sabtu, rombongan kami sampai di rumah salah satu teman saya yang kini menjadi anggota legislatif kabupaten Wonogiri, Mas Sriyanto pada sabtu sore. Kami pun disambut dengan teh hangat ditengah dinginnya suasana gunung sewu di Kecamatan Paranggupito. Rencana awal kami memang mau berburu sunset atau lembayung senja di Pantai Nampu, Kecamatan Paranggupito.

Namun rencana tersebut tidak jadi karena langit yang bermuram, hingga hujan deras pun menyertai kami menyusuri jalanan menuju ke Pantai Nampu. Karena sudah sampai Nampu, kamipun mengambil beberapa gambar di Pantai yang masih virgin tersebut.

Pantai Nampu sendiri adalah pantai yang terletak di bagian ujung Kabupaten Wonogiri, yang unik dari Pantai ini adalah pasir putihnya yang masih bersih, disertai ombak khas laut selatan yang bagi kami sungguh enak dipandang, cocok untuk refreshing bagi keluarga. Di Pantai Nampu ini sendiri, teman-teman komunitas Toekangpoto juga banyak hunting foto landscape.

Berkunjung ke sentra produksi Gula Jawa

Melihat ibu yang membuat gula jawa. (Foto: Wahyudi)
Melihat ibu yang membuat gula jawa. (Foto: Wahyudi)

Usai menikmati sunset yang gagal di Pantai Nampu, rombongan kami melanjutkan perjalanan menuju sentra produksi gula jawa, yang masih satu kompleks di kecamatan Paranggupito. Di sentra produksi gula jawa tersebut, kami benar-benar melihat suasana natural dari sebuah produksi rumahan gula jawa, yang kebetulan perajinnya adalah saudara dekat dari Mas Sriyanto. 

Selama kurang lebih 3 jam, teman-teman komunitas Toekangpoto asyik memotret satu demi satu tahapan pembuatan gula jawa, dimulai dari merebus air kelapa, hingga proses pencetakan menjadi bentu setengah bulan gula jawa. Yang luar biasa, semuanya masih menggunakan peralatan tradisional, seperti tungku, senthir untuk penerangan, kayu bakar, dandang, irus, dan lain sebagainya. Semua peralatan dan bahan natural inilah yang menjaga rasa dan kualitas dari gula jawa Paranggupito.

Nge-Camp di Pantai Sembukan

Keindahan panorama pantai Sembukan
Keindahan panorama pantai Sembukan

Setelah wareg (baca: puas) melihat proses produksi gula jawa, kami dan rombongan yang berjumlah sekitar 25 orang dengan mengendarai enam mobil tersebut menuju ke destinasi hunting foto selanjutnya, yakni Pantai Sembukan, juga masih satu kompleks di Kecamatan Paranggupito, tepatnya di Desa Paranggupito. Disini, rencana teman-teman adalah ngecamp, bakaran ikan, materi fotografi hingga paginya hunting sunrise atau matahari terbit.

Sebagai informasi, Pantai Sembukan ini adalah salah satu dari sekian banyak pantai di Wonogiri yang sudah terkelola oleh Pemkab. Mulai dari jalan, semuanya sudah teraspal, hingga ada semacam pendopo yang digunakan untuk berbagai acara para pengunjung. Dibangun oleh Bupati Pak Begug Purnomosidi kala itu, Pantai Sembukan memiliki daya tarik karang yang indah, ombak yang besar, hingga beberapa view yang bisa digunakan untuk menikmati mahakarya Illahi. Di pantai ini ada tiga bukit yang semuanya ada bangunannya. Di bukit sisi barat, ini biasa digunakan untuk memotret dan bisa dikunjungi oleh para wisatawan.

Di bukit inilah, kita bisa menyaksikan panorama gunung sewu yang hanya satu-satunya di dunia. Kita bisa menyaksikan Pantai Klothok di sebelah Pantai Sembukan, bisa menyaksikan pantai-pantai yang terletak di Gunungkidul maupun di Pacitan.

Sementara bukit di tengah, Pak Begug membangun masjid di puncak bukit, entah apa alasan beliau membangun masjid di puncak bukit. Di bukit sisi timur, ada semacam pondok, yang dulu menurut cerita digunakan sosok bernama Mbah Sentot mendirikan padepokan, semacam pertapaan.

Pantainya sendiri terletak diantara tiga bukit tersebut, dimana memiliki karakteristik banyak karang, ombak besar, namun sungguh sangat indah. Saya sendiri menyebut bahwa Pantai Sembukan adalah pantai yang komplit keindahannya.

Sentra Produksi Brem Wonogiri

Proses pencetakan brem Wonogiri. (Foto: Wahyudi)
Proses pencetakan brem Wonogiri. (Foto: Wahyudi)

Usai ngecamp dan menikmati matahari pagi di Pantai Sembukan pada Ahad pagi, rombongan kami bergegas menuju ke sentra produksi brem Wonogiri, yakni di Dusun Tanggung Lor, Desa Gebang, Kecamatan Nguntoronadi, dengan jarak tempuh dari Paranggupito ke Nguntoronadi sekitar 120 menit perjalanan.

Di sentra produksi brem yang diketuai oleh Pak Singgih, kami melihat proses pembuatan brem yang merupakan salah satu kuliner khas Wonogiri. Produksi rumahan brem Wonogiri inilah yang menjadi mata pencaharian utama warga Desa Gebang. Berkat brem pula mereka bisa hidup, membeli ternak dan menyekolahkan anaknya.

Proses pencetakan brem Wonogiri. (Foto: Wahyudi)
Proses pencetakan brem Wonogiri. (Foto: Wahyudi)

Perlu diketahui juga bahwa proses pembuatan brem Wonogiri semuanya masih menggunakan bahan alami, hanya mengandalkan tape ketan, tanpa bahan buatan lainnya. Dalam kesempatan ini saya juga menerima aspirasi dari Pak Singgih, yang mengeluhkan ribetnya pengurusan PIRT dalam usaha brem Wonogiri miliknya.

Kunjungan ke sentra brem Wonogiri ini sekaligus menjadi agenda terakhir hunting foto di Wonogiri, karena rencana untuk ke landasan Gantole tidak jadi dilaksanakan karena cuaca kurang mendukung. Hingga akhirnya kebersamaan dengan komunitas Toekangpoto hunting di Wonogiri berakhir di kawasan Waduk Gajahmungkur dengan makan siang bersama.

Terimakasih kunjungannya teman-teman komunitas Toekangpoto, semoga lain waktu bisa bersua kembali di momentum hunting foto berikutnya.

Tentang Penulis: Mas Hadi

Gambar Gravatar
Catatan harian perjalanan, pekerjaan, inspirasi dan semuanya. Juga tentang cinta. Selamat menikmati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.