WONOGIRI – Air adalah sumber kehidupan, karena 80% tubuh kita berasal dari unsur air. Namun sungguh ironis, melihat apa yang terjadi jika sekelompok masyarakat hidup ditengah derita dan himpitan masalah kekurangan air. Hal itulah yangdialami warga puluhan desa di ujung Jawa Tengah yang tersebar di Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, Giritontro, Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.
Setiap tahun dari sejak Indonesia merdeka sampai hari ini masih terus dirundung kekeringan. Mbah Markum, salah satu warga Dusun Gendayaan Desa Gendayaan Paranggupito ini mengatakan bahwa setiap hujan berhenti 2 bulan masyarakat desanya pasti sudah kekurangan air. “Bak tandon, gur cukup sak sasi mas, sak teruse kudu tuku opo ngejebke bantuan” ungkapnya, Minggu (20/9/201).
Keadaan semakin menyedihkan saat waktu kekeringannya lebih dari 5 bulan setiap tahunnya. Untuk minum mereka beli, mandi cukup sehari itupun ditampung kembali untuk menyiram tanaman atau untuk mencuci perabotan rumah tangga dan kendaraan bermotor. Bukan hanya ada di desa Gendayaan saja tapi juga tersebar ke 23 desa yg ada di 4 kecamatan tersebut.
Hal itulah yang menggerakkan hati anggota DPRD Propinsi Jawa Tengah, Hadi Santoso untuk datang melihat langsung sekaligus memberikan bantuan air bersih kepada warga, bantuan itu secara simbolis diberikan kepada warga selanjutnya secara bertahap dikirim ke titik-titik yang ditentukan. “Bantuan ini sifatnya obat jangka panjang, terus kita cari penyelesaian kekeringan secara permanen,” paparnya.
Anggota FPKS ini mengatakan ada upaya permanen yang pemerintah lakukan, tahun ini ada 16 titik pengeboran sumur artesis di daerah kekeringan air, total anggaran yg dihabiskan 6,8M.
“Selain itu detail engenering desain untuk mengangkat sumber air towo sudah diselesaiakan tahun ini semoga segera ada solusi bagi kekeringan permanen ini, negara harus hadir agar masyarakat tetap ada harapan adanya setitik air kehidupan ditengah kemarau yang panjang,” pungkasnya.